Saturday, November 16, 2013

Nie kalau loe pengen belajar bahasa jepang! Hehe :)

Ini adalah contoh kalimat bahasa jepang 

ごめんなさい= aku minta maaf :Gomen nasai
すみません = permisi/maaf :sumimasen
(お)元気ですか gimana kabarmu ? = (O) genki desu ka.
(klo mau jawab :
aku baik-baik saja = okage samade genki desu ( ini sopan bngt gan)
ga terlalu baik = amari genki jyanai ! ( gaul nya gan )
amari genki dewa arimasen ( yang sopan nya)

お大事に = jaga diri lo = o daiji ni
( ki wo tsukete = take care = biasa nya dipakai buat ucapan klo sesorang mau pergi )
ありがとう = terimakasih = Arigatou
どういたしまして =You're welcome =Dou itashimashite!
お願いします= Please :Onegai shimasu
結構です =No thank you! = Kekkou desu!
どうぞ = silahkan = Dozo
ちょっと待ってください = tolong tunggu sebentar= Chotto Matte kudasai
お世話になりました = makasih buat semuanya ! = O sewa ni narimashita
失礼します= permisi ( biasa nya dipake klo keadaan nya takut menggangu org lain )= Shitsurei shimasu


頂きます = selamat makan = Itadakimasu
おなか が すいた=

Terima kasih anda telah mengunjungi blog ini, lain lagi mampir ye! Hehe..hehe ^^
Selamat belajar !!!!

Cara memilih camera buat pemula

Tips Memilih dan Membeli Kamera DSLR untuk Pemula - Bidang fotografi menjadi sebuah hobby yang banyak diminati masyarakat pada saat ini. Untuk memenuhi hobby tersebut tentu dibutuhkan peralatan yang mendukung. Salah satunya adalah kamera, di era digital saat ini banyak sekali produsen yang menawarkan produk mereka dengan berbagai fitur dan aksesoris  yang melengkapi sebuah kamera. 

Bagi kita yang masih pemula, tentu akan merasa bingung dalam menentukan kamera mana yang pas dan sesuai dengan kebutuhan kita sebagai pemula. Oleh karena itulah saya menulis artikel ini sebagai panduan dalam memilih membeli kamera DSLR untuk pemula.

Berikut sedikit ulasan tentang hal-hal yang perlu diperhatikan ketika kita ingin membeli kamera DSLR:
1. Kebutuhan dan Budget

 
Hal yang harus diutamakan adalah kebutuhan, bagi pemula sebaiknya jangan memilih kamera DSLR dengan budget yang mahal. Karena sekali lagi, kebutuhan anda adalah untuk belajar. Disarankan untuk membeli kamera dengan harga standar dan fitur yang tidak terlalu rumit, sehingga dapat memudahkan anda dalam proses belajar memotret. Ketika anda sudah merasa lebih mahir, silahkan memilih kamera yang lebih canggih.


2. Sensor

 
Sensor secara  umum terbagi dalam 3 kategori, yaitu fullframe, APS-C dan Four-Thirds. Dapat dijelaskan bahwa Kamera DSLR full frame adalah kamera DSLR yang memiliki ukuran sensor yang ukurannya sama dengan ukuran film pada kamera analog. Jadi apa yang anda lihat di viewfinder ketika memotret, maka akan seperti itu lah hasil fotonya. Tanpa ada bagian yang ter-crop.
 


Kamera dengan sensor APS-C memiliki ukuran sensor yang cenderung lebih kecil.  Resikonya adalah, akan ada beberapa bagian foto yang hilang atau di crop karena ukuran gambar di sensor tidak sama seperti yang anda lihat di viewfinder. Namun keuntungannya adalah harga yang lebih murah dan kamera body akan terasa lebih ringan. 



Kamera dengan sensor Four-Thirds. Jenis ini adalah yang paling populer saat ini. Dengan ukuran sensor yang lebih kecil dari sensor APS-C, maka ukuran body akan  menjadi lebih kecil serta lebih ringan. Sehingga mudah dibawa kemana-mana. Kualitas gambar yang dihasilkan pun tetap sama.



Contoh kamera berdasarkan ukuran sensor:


Full frame:
Nikon D600, Canon 5D mark III, Nikon D4, Nikon D700, Nikon D800, Sony A99.


Crop sensor APS-C :

 Sony SLT A37/A57, Canon Nikon D3000/D3200/D90/D7000, 600D/650D/60D/7D, Sony A390.



Four-Thirds :
Sony NEX, Fuji XE-1, Canon EOS-M, Olympus EPL/EPM/EP, Nikon J1/V1Panasonic GF.



3. Resolusi


Apabila anda memiliki rencana untuk mencetak foto dengan ukuran yang besar, ada baiknya anda membeli kamera yang memiiki resolusi besar sehingga cetakan foto yang dihasilkan juga bisa dimaksimalkan  sesuai dengan keinginan anda.

 
Namun apabila anda hanya ingin menceak foto dalam ukuran yang umum aau hanya untuk kebutuhan dunia maya (website/sosial media) idak perlu memilih kamera dengan resolusi yang tinggi. Yang sedang-sedang sajaaaa ~

4. ISO

Fitur yang juga harus diperhatikan pada kamera DSLR untuk pemula adalah ISO. ISO sangat dibutuhkan untuk memotret pada kondisi cahaya minim atau di tempat gelap.

Semakin tinggi ISO maka akan semakin sensitif terhadap cahaya. Untuk pembahasan mengenai ISO anda dapat lihat Di sini



5. Shutter Speed/Kecepatan  Rana

 
Kamera DSLR untu pemula tentu memiliki kecepatan yang lebih baik daripada kamera pocket, meskipun kamera pocket tersebut berharga lebih mahal.

Shutter speed akan dangat diperlukan apabila anda memiliki kebutuhan dalam memotret objek yang bergerak misalnya mobil yang sedang melaju atau lah raga lari, dan sebagainya. Untuk pembahasan lebih jauh mengenai Shutter speed 


6. Image Stabilizer

 
Bagi pemula yang ingin membeli kamera DSLR juga harus memperhatikan antishake systems pada kamera.  Sebagai pemula tentu belum mengetahui cara yang baik dalam memotret, sehingga terkadang hasil foto dapat terjadi “shake” atau goyang dan bahkan blur. Fasilitas image stabilizer dirancang untuk mencegah terjadinya blur atau shake pada foto, sangat membantu bagi para pemula.

7. Ukuran dan Model


Pertimbangkanlah Ukuran kamera DSLR yang ingin anda beli. Ukuran Kamera DSLR memang kebanyakan besar, namun ada beberapa kamera DSLR yang memiliki ukuran lebih kecil dan ringan. Jika anda adalah fotografer yang suka traveling, pertimbangkan kamera dengan ukuran body yang kecil sehingga lebih mudah untuk dibawa kemana-mana. Jenis kamera Four-Thirds dapat menjadi pilihan karena ukurannya yang simpel dan mudah untuk dibawa kemana-mana karena lebih ringan.


Itulah beberapa tips yang bisa saya bagikan kepada anda.
Semoga artikel ini dapat dijadikan sebagai panduan dalam membeli kamera DSLR untuk pemula.



Teknik memotret sunset yang wow!😝

Teknik fotografi memotret sunrise, sunset dan twilight + setting kamera
by ENCHE TJIN on JULI 1, 2013
Memotret sunrise dan sunset (sebenarnya gak ada bedanya dari sisi fotografi, yang beda cuma sunrise lebih dingin dan sepi daripada sunset, dan yang satu terbit dan yang lainnya tenggelam he he he). Persiapan yang dibutuhkan tentunya adalah memeriksa lokasi di hari sebelumnya, arah matahari dan sebagainya. Peralatan utama yang dibutuhkan adalah kamera, tripod, dan senter.

Setelah tiba dilokasi, hal yang pertama dilakukan tentunya mencari lokasi yang bagus dan aman untuk memotret. Setelah ketemu, baru pasang kamera di tripod. Kalau bisa jangan kebalikannya, kalau keburu pasang tripod dulu biasanya kita sudah malas bergerak mencari posisi yang lebih bagus.😄


Mode dan setting exposure kamera

Mode kamera yang saya gunakan adalah mode manual (M). Pastikan AUTO ISO dalam kondisi OFF. Rugi dong, kalau ternyata AUTO ISO kamera memilih ISO yang terlampau tinggi karena mendeteksi pencahayaan yang gak begitu terang. Setelah itu saya akan set ISO rendah, sekitar 100/200 (tergantung kamera masing-masing). Dengan ISO rendah, kualitas fotonya paling bagus 

Bukaan favorit saya adalah sekitar f/8 sampai f/16.  Dengan bukaan yang relatif kecil, ruang tajam menjadi besar dan pemandangan yang luas bisa tajam semua. Setelah itu, saya tinggal atur shutter speed sampai lightmeter jatuh di titik nol saat saya menekan setengah tombol shutter/jepret. Biasanya shutter speed akan jatuh lebih lambat dari satu detik sesaat sebelum matahari terbit.

(Sumber bacaan: Untuk mengenal istilah fotografi seperti mode kamera, ISO, bukaan dll silahkan mampir ke halaman top post kategori dasar fotografi)

Untuk fokusnya, saya mencoba autofokus, tapi kalau langit masih gelap dan kamera gagal mengunci fokus, saya akan set lensa/kamera ke manual fokus, dan mengunakan live view (komposisi dengan layar LCD) dan kemudian mencari fokus dengan memutar barrel fokus di lensa.

Lalu saya akan mengambil test shot, kalau terlalu terang atau gelap, saya akan ganti nilai shutter speednya supaya hasilnya sesuai keinginan saya. Asyiknya kamera digital jaman sekarang memberikan hasil foto langsung di layar LCD jadi tidak ada salahnya mencoba-coba setting yang berbeda-beda.

Idealnya mengunakan self-timer atau exposure delay supaya saat kita menekan tombol shutter, kamera tidak goyang dan hasil foto tajam. Remote dan cable release, dua aksesoris pembantu dapat membantu.

Kalau pemandangannya mencakupi sesuatu yang bergerak, contohnya ada orang seperti nelayan, fotografer, satwa, dll, maka shutter speednya gak boleh terlalu lambat (lebih dari satu detik) karena subjek yang bergerak itu akan tidak tajam. Kalau bisa, kita gunakan shutter speed cukup cepat, contohnya 1/15 detik atau kalau bisa 1/100 detik lebih ideal lagi. Untuk mendapatkan shutter speed cepat tanpa membuat hasil foto gelap, naikkan nilai ISOnya.

Filter atau tidak?

Filter seperti GND (graduated neutral density) biasanya digunakan untuk menyeimbangkan pencahayaan langit dan bumi saat sunset dan sunrise. Saya sendiri sukanya tidak mengunakan filter GND dan membiarkan bagian foreground gelap/siluet. Supaya kesannya lebih alami dan bentuk-bentuknya lebih menonjol. Alasan lain adalah tanah di tepi danau itu kotor, banyak sampah plastik bekas turis  Dan alasan lainnya, filter GND repot dipasang dan yang berkualitas tinggi cukup mahal dan mudah rusak.

Alternatif lain jika ingin langit dan buminya seimbang yaitu mengaktifkan fitur yang dinamakan Active D Lighting (Nikon), Auto lighting optimizer (Canon). Ada juga kamera yang kini memiliki fitur Built-in HDR. Saat fitur ini aktif, kamera akan otomatis membuat dua gambar dan menggabungkannya langsung menjadi satu.

Cara lainnya yaitu membuat dua atau lebih dari dua foto yang terang gelapnya berbeda-beda lalu menggabungkannya dengan software pengolah HDR seperti Photomatix atau Photoshop CS. Saat mengunakan teknik HDR, kita wajib mengunakan tripod supaya foto akhir tidak berbayang dua.

Keterangan foto di atas

Foto diatas saya buat saat tur fotografi di daerah Pangalengan, Jawa Barat. Pagi-pagi sekitar jam 5.30 WIB. Saat ini biasanya disebut twilight hour / blue hour, menjelang matahari terbit. Secara komposisi saya mencoba membuat komposisi yang seimbang dengan adanya dua pohon disebelah kiri dan kanan. Siluet fotografer dan perahu diseimbangkan dengan dua perahu di sebelah kanan. Lensa lebar digunakan untuk membuat kesan luas berdimensi.

ISO 200, f/8, 1/2 detik, 16mm, kamera full frame (10mm untuk kamera bersensor APS-C), krop dengan aspek rasio 16:9

Saya mengunakan ISO 200 supaya saya bisa mendapatkan shutter speed 1/2 detik, cukup supaya orang-orang ditepi danau tidak blur, dan kualitas foto masih terjaga.

Keterangan foto dibawah

Foto dibawah kondisi sudah sangat gelap karena matahari sudah tenggelam sekitar jam 18.15. Untuk membekukan gerakan nelayan yang sedang menjala ikan, saya mau gak mau harus pakai shutter speed tinggi. Caranya saya naikkan ISO ke 6400 kemudian gunakan bukaan terbesar, yaitu f/1.4. dan dari dua setting tersebut, saya mendapatkan shutter speed 1/125 detik. Lumayan untuk membekukan subjek foto.

Selain nelayan, saya memasukkan elemen foreground yaitu pohon di tepi waduk Jatiluhur. Lampu-lampu kuning dan refleksinya dari seberang waduk yang memberikan efek visual tambahan yang menurut saya cukup menarik.

ISO 6400, f/1.4, 1/125 detik, 85mm (di full frame, kira-kira 60mm di sensor APS-C), krop dengan aspek rasio 16:9


Terima kasih atas mengunjungi blog ini 😘, lain kali datang lagi yaa!😃

Kartini

 Raden Adjeng Kartini (lahir di Jepara, Jawa Tengah, 21 April 1879 – meninggal di Rembang, Jawa Tengah, 17 September 1904 pada umur 25 tahun) atau sebenarnya lebih tepat disebut Raden Ayu Kartini adalah seorang tokoh suku Jawa dan Pahlawan Nasional Indonesia. Kartini dikenal sebagai pelopor kebangkitan perempuan pribumi.

Ayah Kartini, R.M. Sosroningrat.
Raden Adjeng Kartini adalah seseorang dari kalangan priyayi atau kelas bangsawan Jawa, putri Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat, bupati Jepara. Ia adalah putri dari istri pertama, tetapi bukan istri utama. Ibunya bernama M.A. Ngasirah, putri dari Nyai Haji Siti Aminah dan Kyai Haji Madirono, seorang guru agama di Telukawur, Jepara. Dari sisi ayahnya, silsilah Kartini dapat dilacak hingga Hamengkubuwana VI.
Ayah Kartini pada mulanya adalah seorang wedana di Mayong. Peraturan kolonial waktu itu mengharuskan seorang bupati beristerikan seorang bangsawan. Karena M.A. Ngasirah bukanlah bangsawan tinggi,maka ayahnya menikah lagi dengan Raden Adjeng Woerjan (Moerjam), keturunan langsung Raja Madura. Setelah perkawinan itu, maka ayah Kartini diangkat menjadi bupati di Jepara menggantikan kedudukan ayah kandung R.A. Woerjan, R.A.A. Tjitrowikromo.
Kartini adalah anak ke-5 dari 11 bersaudara kandung dan tiri. Dari kesemua saudara sekandung, Kartini adalah anak perempuan tertua. Kakeknya, Pangeran Ario Tjondronegoro IV, diangkat bupati dalam usia 25 tahun. Kakak Kartini, Sosrokartono, adalah seorang yang pintar dalam bidang bahasa. Sampai usia 12 tahun, Kartini diperbolehkan bersekolah di ELS (Europese Lagere School). Di sini antara lain Kartini belajar bahasa Belanda. Tetapi setelah usia 12 tahun, ia harus tinggal di rumah karena sudah bisa dipingit.
Karena Kartini bisa berbahasa Belanda, maka di rumah ia mulai belajar sendiri dan menulis surat kepada teman-teman korespondensi yang berasal dari Belanda. Salah satunya adalah Rosa Abendanon yang banyak mendukungnya. Dari buku-buku, koran, dan majalah Eropa, Kartini tertarik pada kemajuan berpikir perempuan Eropa. Timbul keinginannya untuk memajukan perempuan pribumi, karena ia melihat bahwa perempuan pribumi berada pada status sosial yang rendah.

 Kartini bersama suaminya, R.M.A.A. Singgih Djojo Adhiningrat (1903).
Kartini banyak membaca surat kabar Semarang De Locomotief yang diasuh Pieter Brooshooft, ia juga menerima leestrommel (paket majalah yang diedarkan toko buku kepada langganan). Di antaranya terdapat majalah kebudayaan dan ilmu pengetahuan yang cukup berat, juga ada majalah wanita Belanda De Hollandsche Lelie. Kartini pun kemudian beberapa kali mengirimkan tulisannya dan dimuat di De Hollandsche Lelie. Dari surat-suratnya tampak Kartini membaca apa saja dengan penuh perhatian, sambil membuat catatan-catatan. Kadang-kadang Kartini menyebut salah satu karangan atau mengutip beberapa kalimat. Perhatiannya tidak hanya semata-mata soal emansipasi wanita, tapi juga masalah sosial umum. Kartini melihat perjuangan wanita agar memperoleh kebebasan, otonomi dan persamaan hukum sebagai bagian dari gerakan yang lebih luas. Di antara buku yang dibaca Kartini sebelum berumur 20, terdapat judul Max Havelaar dan Surat-Surat Cinta karya Multatuli, yang pada November 1901 sudah dibacanya dua kali. Lalu De Stille Kraacht (Kekuatan Gaib) karya Louis Coperus. Kemudian karya Van Eeden yang bermutu tinggi, karya Augusta de Witt yang sedang-sedang saja, roman-feminis karya Nyonya Goekoop de-Jong Van Beek dan sebuah roman anti-perang karangan Berta Von Suttner, Die Waffen Nieder (Letakkan Senjata). Semuanya berbahasa Belanda.
Oleh orangtuanya, Kartini disuruh menikah dengan bupati Rembang, K.R.M. Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat, yang sudah pernah memiliki tiga istri. Kartini menikah pada tanggal 12 November 1903. Suaminya mengerti keinginan Kartini dan Kartini diberi kebebasan dan didukung mendirikan sekolah wanita di sebelah timur pintu gerbang kompleks kantor kabupaten Rembang, atau di sebuah bangunan yang kini digunakan sebagai Gedung Pramuka.





Masalah ekonomi



A. Kebutuhan Manusia 
Kebutuhan adalah segala sesuatu yang diperlukan untuk mempertahankan kelansungan hidup dan harus                   dipenuhi. Keinginan adalah pilihan terhadap sumber daya atas alasan yang berbeda dan tidak mutlak harus di penuhi dan merupakan bagian dari kebutuhan. Sifat Kebutuhan manusia adalah tidak terbatas atau tidak ada habisnya atau terus meningkat. Contoh. Jika sudah punya satu baju maka akan tetap membeli baju yang lain. 

B. Kelangkaan Sumber Daya (Scarcity) 

Kelangkaan adalah terjadinya kesenjangan/perbedaan antara kebutuhan dengan jumlah alat pemuas kebutuhan. Kelangkaan terjadi karena kebutuhan manusia yang tidak terbatas sedangkan alat pemenuh kebutuhan atau sumber daya terbatas. Sumber daya terbatas (Langka)karena untuk memperolehnya dibutuhkan pengorbanan (Pengertian dalam Ilmu Ekonomi). Untuk itu timbullah pertanyaan untuk mengatasi kelangkaan tersebut yang di jadikan sebagai masah pokok ekonomi.


Faktor penyebab kelangkaan.
keterbatasan jumlah benda pemuas kebutuhan 
kerusakan sumber daya alam akibat ulah manusia 
keterbatasan kemampuan manusia untuk mengolah sumber daya yang ada 
peningkatan kebutuhan manusia yang lebih cepat dibanding dengan kemampuan penyediaan sarana kebutuhan 
Untuk mengatasi kelangkaan maka yang harus dilakukan adalah 
Mengefisiensikan penggunaan sumber daya 
Mencari alternatuif lain untuk mengatasi kelangkaan dengan menciptakan barang pengganti/ substitusi (WHAT). 
Lama produksi sumber daya di persingkat dengan IPTEK dan pengembangan kemampuan SDM (HOW). 
Menjaga sirkulasi Sumber daya 
C. Masalah Pokok Ekonomi 
What = Barang apa yang diproduksi untuk mengatasi kelangkaan 
How = Bagaimana barang itu diproduksi misalkan dengan Kemjuan IPTEK atau memanfaatkan sumber daya yang tergolong banyak. 
For whom = Untuk siapa penggunaan barang tersebut. 
Contoh: Kasus Kelangkaan Minyak Tanah.

Untuk mengatasi masalah tersebut maka timbullah pertanyaan bagaimana mengatasi masalah tersebut?. Pemerintah sebagai pelaksana system ekonomi membuat kebijakan untuk mengatasi dengan mencari alternative barang pengganti sehingga timbullhah pertanyaan, barang apa yang harus di ciptakan atau diproduksi agar kelangkaan tersebut dapat diatasi dan barang tersebut harus mempunyai fungsi yang sama dengan minyak tanah serta jumlahnya diperkirakan dapat memenuhi kebutuhan akan barang bakar. Kebijakan itu dengan menggunakan gas yang mempunyai fungsi yang sama dengan minyak tanah. Setelah itu timbul lagi pertanyaan bagaimana memproduksinya agar bisa digunakan oleh semua lapisan masyarakat karena produk gas kebanyakan digunakan oleh masyarakat golongan menengah ke atas sedangkan masyarakat golongan bawah tidak mampu menggunakannya. Ketidakmampuan itu dikarenakan alat untuk menggunakan gas terlalu mahal dari segi kompor dan tabung gas serta pengetahuan penggunaannya. 

Agar semua lapisan masyarakat mampu dan mau menggunakan gas sebagai bahan bakar maka pemerintah melakukan tiga tahap perencanaan yang pertama pemerintah menciptakan atau memproduksi tabung gas ukuran 3 kg yang berlabel SNI, kompor gas mini dan petunjuk penggunaannya. Tahap kedua memberikan/membagikan bantuan tabung gas dan kompor tersebut ke masyarakat golongan bawah dengan sosialisasi penggunaannya. Tahap ke tiga pemerintah menarik subsidi terhadap minyak tanah dan mengurangi pasokan minyak tanah. Itulah contoh dari 3 masalah ekonomi dan peneyelesaiannya. 

D. Biaya peluang 

Untuk mengatasi kebingungan atas kebijakan atau pilihan dari alternatif penggunaan sumber daya secara efektif (Konsumsi) dan pilihan produsen terhadap barang apa yang harus diproduksi untuk memenuhi kebutuhan yang berkaitan dengan masalah pokok ekonomi (what, how dan for whom), maka perlu diketahui untung dan rugi atau manfaatnya dalam membuat pilhan serta akibat dari pilihan yang di pandang dari segi biaya, waktu dan manfaatnya. 

Biaya Peluang adalah biaya yang di korbankan dalam usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan baik dalam penggunaan sumber daya dan keinginannya. 

Sifat biaya peluang adalah bersifat Subjektif atau yamg memilih pilihan. 

Contoh: Pada saat Ikur (Mahasiswa Reg A FKIP UNTAN) masuk kuliah dia dihadapkan dua pilihan yaitu ditawarkan kerja di dua tempat berbeda. Tempat pertama ditawarkan bekerja sebagai OB di Mega Mall Pontianak dengan Upah Rp. 800.000/bulan dengan sistim kerja ship malam dan ship siang dengan waktu kerja 8/hari sedangkan di tempat kedua ditawarkan sebagai penjaga warnet dengan upah Rp. 300.000/bulan dengan waktu kerja dari pukul 17.00-22.00 WIB. Ternyata ia memilih pilhan yang kedua sebagai penjaga warnet dengan pola pikir bahwa ia seorang mahasiswa dengan jam kuliah yang padat, tidak memungkinkan ia kerja sebagai OB dengan kualifikasi professional, walau upah yang didapat tinggi dan bekerja di warnet ia bisa kuliah dengan tenang serta dapat menggunakan internet gratis sebagai penunjang kuliah walau dengan upah sebesar Rp. 300.000. setelah dari deskripsi di atas pilihan tersebut didasari dari segi manfaat kemudian biaya peluang selama setahun dapat di hitung dengan cara: 

T4 1. OB dengan Upah Rp. 800.000/bulan 
T4 2. Penjaga Warnet dengan Upah Rp. 300.000/bulan 
Dit: OC (Opportunity Cost) selama 1 Tahun (12 bulan) 
Jadi. Total upah jadi OB salama 1 tahun adalah Rp. 800.000 x 12 = Rp. 9.600.000 
Total upah di T4 2 selama 1 tahun adalah Rp. 300.000 x 12 = Rp. 3.600.000 
Jumlah biaya peluang yang ditanggung selama setahun adalah Rp. 9.600.000 – Rp. 3.600.000 = Rp. 6.000.000 

E. Sistem Ekonomi 

System = tata cara / manajemen (POAC)/ aturan (kebijakan) secara teratur dan rasional. 
Ekonomi = hal-hal yang menyangkut tentang usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. 
Jadi system ekonomi adalah satuan tatacara atau manajemen (Planing, organizing, Actuating, and controling) dalam mencegah dan menyelesaikan masalah ekonomi didalam masyarakat dengan tujuan mencapai kesejahteraan bersama. System ekonomi di perlukan karena untuk mengatasi masalah ekonomi dalam usaha mencapai tujuan. 

Macam-macam Sistem ekonomi:
1. Sistem ekonomi tradisional
Ciri- cirinya: 
Sector produksi masih belum maju atau masih tradisional (sederhana) 
Bersifat agraris dan ekstraktif (tergantung pada alam) 
Bersifat masih tertutup atas kemajauan teknologi 
Usaha dilakukan dengan gotong royong 
Pola kerja atau usaha masih tergantung dengan kearifan local. 
Perekonomian statis 
2. Sistem ekonomi pasar/ liberal.
Mekanisme pasar di atur oleh The invisible hand atau oleh permintaan dan penawaran 
Bersifat kapitalisme 
Bebas memiliki sumber daya produksi 
Bebas berusaha 
Campur tangan pemerintah terbatas 
Perakonomian labil. 
Tokoh system ini adalah Adam Smith, Professor Milton Friedman 
3. System ekonomi Komando/ terpimpin/ terpadu/ terpusat
Dahulu disebut dengan system ekonomi komunis sejalan dengan pengaruh globalisasi maka sendi-sendi perekonomian berubah menjadai system ekonomi komando. 
Pemerintah berkuasa penuh atas perekonomian Negara 
Segala aspek ekonomi di kuasai dan di atur oleh pemerintah 
Hak perorangan cenderung di abaikan 
Individu tidak bebasa memilih usaha 
Perekonomian labil. 
Tokoh system ini adalah Karl Max (1811-1883) 
4. Sistem ekonomi campuran (Paduan dari liberal dan komando)
System ini adalah campuran dari system ekonomi yang ada yang menkombinasikan peran pemerintah dan pihak swata dalam menajalankan dan mengatur perekonomian. Salah satu contoh system ini adalah system ekonomi Pancasila 

Cirri-ciri: 

1. Negara mengusai sumber daya yang menyangkut hajat hidup orang banyak. 
2. Individu bebas berusaha dan memilih bidang usaha 
3. Fundamental perekonomian di atur oleh pemerintah 
4. Sebagai badan pengawas dan pelaku perekonomian

Friday, November 15, 2013

Pattimura adalah seorang pahlawan dari maluku untuk membela negara Indonesia untuk meraih kemerdekaan


Pattimura(atau Thomas Matulessy) (lahir di Haria, pulau Saparua,Maluku, 8 Juni1783 – meninggal di Ambon, Maluku, 16 Desember 1817 pada umur 34 tahun), juga dikenal dengan nama Kapitan Pattimura adalah pahlawan Maluku dan merupakan Pahlawan nasional Indonesia.
Menurut buku biografi Pattimura versi pemerintah yang pertama kali terbit, M Sapija menulis, "Bahwa pahlawan Pattimura tergolong turunan bangsawan dan berasal dari Nusa Ina (Seram). Ayah beliau yang bernama Antoni Mattulessy adalah anak dari Kasimiliali Pattimura Mattulessy. Yang terakhir ini adalah putra raja Sahulau. Sahulau merupakan nama orang di negeri yang terletak dalam sebuah teluk di Seram Selatan".
Namun berbeda dengan sejarawan Mansyur Suryanegara. Dia mengatakan dalam bukunya Api Sejarah bahwa Ahmad Lussy atau dalam bahasa Maluku disebut Mat Lussy, lahir di Hualoy, Seram Selatan (bukan Saparua seperti yang dikenal dalam sejarah versi pemerintah). Dia adalah bangsawan dari kerajaan Islam Sahulau, yang saat itu diperintah Sultan Abdurrahman. Raja ini dikenal pula dengan sebutan Sultan Kasimillah (Kazim Allah/Asisten Allah). Dalam bahasa Maluku disebut Kasimiliali.

Perjuangan seorang pattimura 

Sebelum melakukan perlawanan terhadap VOC ia pernah berkarier dalam militer sebagai mantan sersan Militer Inggris.Kata "Maluku" berasal dari bahasa Arab Al Mulk atau Al Malik yang berarti Tanah Raja-Raja.mengingat pada masa itu banyaknya kerajaan
Pada tahun 1816 pihak Inggris menyerahkan kekuasaannya kepada pihak Belanda dan kemudian Belanda menetapkan kebijakan politik monopoli, pajak atas tanah (landrente), pemindahan penduduk serta pelayaran Hongi (Hongi Tochten), serta mengabaikan Traktat London I antara lain dalam pasal 11 memuat ketentuan bahwa Residen Inggris di Ambon harus merundingkan dahulu pemindahan koprs Ambon dengan Gubenur dan dalam perjanjian tersebut juga dicantumkan dengan jelas bahwa jika pemerintahan Inggris berakhir di Maluku maka para serdadu-serdadu Ambon harus dibebaskan dalam artian berhak untuk memilih untuk memasuki dinas militer pemerintah baru atau keluar dari dinas militer, akan tetapi dalam pratiknya pemindahan dinas militer ini dipaksakan. Kedatangan kembali kolonial Belanda pada tahun 1817 mendapat tantangan keras dari rakyat. Hal ini disebabkan karena kondisi politik, ekonomi, dan hubungan kemasyarakatan yang buruk selama dua abad. Rakyat Maluku akhirnya bangkit mengangkat senjata di bawah pimpinan Kapitan Pattimura Maka pada waktu pecah perang melawan penjajah Belanda tahun 1817, Raja-raja Patih, Para Kapitan, Tua-tua Adat dan rakyat mengangkatnya sebagai pemimpin dan panglima perang karena berpengalaman dan memiliki sifat-sfat kesatria (kabaressi). Sebagai panglima perang, Kapitan Pattimura mengatur strategi perang bersama pembantunya. Sebagai pemimpin dia berhasil mengkoordinir Raja-raja Patih dalam melaksanakan kegiatan pemerintahan, memimpin rakyat, mengatur pendidikan, menyediakan pangan dan membangun benteng-benteng pertahanan. Kewibawaannya dalam kepemimpinan diakui luas oleh para Raja Patih maupun rakyat biasa. Dalam perjuangan menentang Belanda ia juga menggalang persatuan dengan kerajaan Ternate dan Tidore, raja-raja di Bali, Sulawesi dan Jawa. Perang Pattimura yang berskala nasional itu dihadapi Belanda dengan kekuatan militer yang besar dan kuat dengan mengirimkan sendiri Laksamana Buykes, salah seorang Komisaris Jenderal untuk menghadapi Patimura.
Pertempuran-pertempuran yang hebat melawan angkatan perang Belanda di darat dan di laut dikoordinir Kapitan Pattimura yang dibantu oleh para penglimanya antara lain Melchior Kesaulya, Anthoni Rebhok, Philip Latumahina dan Ulupaha. Pertempuran yang menghancurkan pasukan Belanda tercatat seperti perebutan benteng Beland Duurstede, pertempuran di pantai Waisisil dan jasirah Hatawano, Ouw- Ullath, Jasirah Hitu di Pulau Ambon dan Seram Selatan. Perang Pattimura hanya dapat dihentikan dengan politik adu domba, tipu muslihat dan bumi hangus oleh Belanda. Para tokoh pejuang akhirnya dapat ditangkap dan mengakhiri pengabdiannya di tiang gantungan pada tanggal 16 Desember 1817 di kota Ambon. Untuk jasa dan pengorbanannya itu, Kapitan Pattimura dikukuhkan sebagai “PAHLAWAN PERJUANGAN KEMERDEKAAN” oleh pemerintah Republik Indonesia. Pahlawan Nasional Indonesia.


Asal mula negara indonesia

Nama Indonesia berasal dari berbagai rangkaian sejarah yang puncaknya terjadi di pertengahan abad ke-19. Catatan masa lalu menyebut kepulauan di antara Indocina dan Australia dengan aneka nama, sementara kronik-kronik bangsa Tionghoa menyebut kawasan ini sebagai Nan-hai ("Kepulauan Laut Selatan"). Berbagai catatan kuno bangsa India menamai kepulauan ini Dwipantara ("Kepulauan Tanah Seberang"), nama yang diturunkan dari kata dalam bahasa Sanskerta dwipa (pulau) dan antara (luar, seberang). Kisah Ramayana karya pujangga Walmiki menceritakan pencarian terhadap Sinta, istri Rama yang diculik Rahwana, sampai ke Suwarnadwipa ("Pulau Emas", diperkirakan Pulau Sumatera sekarang) yang terletak di Kepulauan Dwipantara.
Bangsa Arab menyebut wilayah kepulauan itu sebagai Jaza'ir al-Jawi (Kepulauan Jawa). Nama Latin untuk kemenyan, benzoe, berasal dari nama bahasa Arab, luban jawi ("kemenyan Jawa"), sebab para pedagang Arab memperoleh kemenyan dari batang pohon Styrax sumatrana yang dahulu hanya tumbuh di Sumatera. Sampai hari ini jemaah haji kita masih sering dipanggil "orang Jawa" oleh orang Arab, termasuk untuk orang Indonesia dari luar Jawa sekali pun. Dalam bahasa Arab juga dikenal nama-nama Samathrah (Sumatera), Sholibis (Pulau Sulawesi), dan Sundah (Sunda) yang disebut kulluh Jawi ("semuanya Jawa").
Bangsa-bangsa Eropa yang pertama kali datang beranggapan bahwa Asia hanya terdiri dari orang Arab, Persia, India, dan Tiongkok. Bagi mereka, daerah yang terbentang luas antara Persia dan Tiongkok semuanya adalah Hindia. Jazirah Asia Selatan mereka sebut "Hindia Muka" dan daratan Asia Tenggara dinamai "Hindia Belakang", sementara kepulauan ini memperoleh nama Kepulauan Hindia (Indische Archipel, Indian Archipelago, l'Archipel Indien) atau Hindia Timur (Oost Indie, East Indies, Indes Orientales). Nama lain yang kelak juga dipakai adalah "Kepulauan Melayu" (Maleische Archipel, Malay Archipelago, l'Archipel Malais). Unit politik yang berada di bawah jajahan Belanda memiliki nama resmi Nederlandsch-Indie (Hindia-Belanda). Pemerintah pendudukan Jepang 1942-1945 memakai istilah To-Indo (Hindia Timur) untuk menyebut wilayah taklukannya di kepulauan ini.
Eduard Douwes Dekker (1820-1887), yang dikenal dengan nama samaran Multatuli, pernah memakai nama yang spesifik untuk menyebutkan kepulauan Indonesia, yaitu "Insulinde", yang artinya juga "Kepulauan Hindia" (dalam bahasa Latin "insula" berarti pulau). Nama "Insulinde" ini selanjutnya kurang populer, walau pernah menjadi nama surat kabar dan organisasi pergerakan di awal abad ke-20.


Ki Hajar Dewantara, salah satu pribumi yang pertama kali menggunakan nama Indonesia ketika mendirikan sebuah biro pers dengan nama Indonesische Persbureau.
Pada tahun 1847 di Singapura terbit sebuah majalah ilmiah tahunan, Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia (JIAEA, BI: "Jurnal Kepulauan Hindia dan Asia Timur")), yang dikelola oleh James Richardson Logan (1819-1869), seorang Skotlandia yang meraih sarjana hukum dari Universitas Edinburgh. Kemudian pada tahun 1849 seorang ahli etnologi bangsa Inggris, George Samuel Windsor Earl (1813-1865), menggabungkan diri sebagai redaksi majalah JIAEA.
Dalam JIAEA volume IV tahun 1850, halaman 66-74, Earl menulis artikel On the Leading Characteristics of the Papuan, Australian and Malay-Polynesian Nations ("Pada Karakteristik Terkemuka dari Bangsa-bangsa Papua, Australia dan Melayu-Polinesia"). Dalam artikelnya itu Earl menegaskan bahwa sudah tiba saatnya bagi penduduk Kepulauan Hindia atau Kepulauan Melayu untuk memiliki nama khas (a distinctive name), sebab nama Hindia tidaklah tepat dan sering rancu dengan penyebutan India yang lain. Earl mengajukan dua pilihan nama: Indunesia atau Malayunesia ("nesos" dalam bahasa Yunani berarti "pulau"). Pada halaman 71 artikelnya itu tertulis (diterjemahkan ke Bahasa Indonesia dari Bahasa Inggris):
"... Penduduk Kepulauan Hindia atau Kepulauan Melayu masing-masing akan menjadi "Orang Indunesia" atau "Orang Malayunesia"".
Earl sendiri menyatakan memilih nama Malayunesia (Kepulauan Melayu) daripada Indunesia (Kepulauan Hindia), sebab Malayunesia sangat tepat untuk ras Melayu, sedangkan Indunesia bisa juga digunakan untuk Ceylon (sebutan Srilanka saat itu) dan Maldives (sebutan asing untuk Kepulauan Maladewa). Earl berpendapat juga bahwa bahasa Melayu dipakai di seluruh kepulauan ini. Dalam tulisannya itu Earl memang menggunakan istilah Malayunesia dan tidak memakai istilah Indunesia.
Dalam JIAEA Volume IV itu juga, halaman 252-347, James Richardson Logan menulis artikel The Ethnology of the Indian Archipelago ("Etnologi dari Kepulauan Hindia"). Pada awal tulisannya, Logan pun menyatakan perlunya nama khas bagi kepulauan tanah air kita, sebab istilah Indian Archipelago ("Kepulauan Hindia") terlalu panjang dan membingungkan. Logan kemudian memungut nama Indunesia yang dibuang Earl, dan huruf u digantinya dengan huruf o agar ucapannya lebih baik. Maka lahirlah istilah Indonesia. Dan itu membuktikan bahwa sebagian kalangan Eropa tetap meyakini bahwa penduduk di kepulauan ini adalah Indian, sebuah julukan yang dipertahankan karena sudah terlanjur akrab di Eropa.
Untuk pertama kalinya kata Indonesia muncul di dunia dengan tercetak pada halaman 254 dalam tulisan Logan (diterjemahkan ke Bahasa Indonesia):
"Mr Earl menyarankan istilah etnografi "Indunesian", tetapi menolaknya dan mendukung "Malayunesian". Saya lebih suka istilah geografis murni "Indonesia", yang hanya sinonim yang lebih pendek untuk Pulau-pulau Hindia atau Kepulauan Hindia"
Ketika mengusulkan nama "Indonesia" agaknya Logan tidak menyadari bahwa di kemudian hari nama itu akan menjadi nama resmi. Sejak saat itu Logan secara konsisten menggunakan nama "Indonesia" dalam tulisan-tulisan ilmiahnya, dan lambat laun pemakaian istilah ini menyebar di kalangan para ilmuwan bidang etnologi dan geografi.
Pada tahun 1884 guru besar etnologi di Universitas Berlin yang bernama Adolf Bastian (1826-1905) menerbitkan buku Indonesien oder die Inseln des Malayischen Archipel ("Indonesia atau Pulau-pulau di Kepulauan Melayu") sebanyak lima volume, yang memuat hasil penelitiannya ketika mengembara di kepulauan itu pada tahun 1864 sampai 1880. Buku Bastian inilah yang memopulerkan istilah "Indonesia" di kalangan sarjana Belanda, sehingga sempat timbul anggapan bahwa istilah "Indonesia" itu ciptaan Bastian. Pendapat yang tidak benar itu, antara lain tercantum dalam Encyclopedie van Nederlandsch-Indië tahun 1918. Pada kenyataannya, Bastian mengambil istilah "Indonesia" itu dari tulisan-tulisan Logan.
Pribumi yang mula-mula menggunakan istilah "Indonesia" adalah Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara). Ketika dibuang ke negeri Belanda tahun 1913 ia mendirikan sebuah biro pers dengan nama Indonesische Persbureau. Nama Indonesisch (pelafalan Belanda untuk "Indonesia") juga diperkenalkan sebagai pengganti Indisch ("Hindia") oleh Prof Cornelis van Vollenhoven (1917). Sejalan dengan itu, inlander ("pribumi") diganti dengan Indonesiër ("orang Indonesia")..

Ki Hajar Dewantara, salah satu pribumi yang pertama kali menggunakan nama Indonesia ketika mendirikan sebuah biro pers dengan nama Indonesische Persbureau.

Monday, August 26, 2013

Paris-France

PARIS

PARIS is romantic cities in the world

The history of ParisFrance, spans over 2,000 years, during which time the city grew from a small Gallic settlement to the capital and primate city of France. It further developed into a center of art, medicine, science, fashion, tourism, high culture and high finance, becoming one of the world's major global cities.

 It's favourite of Paris is Eiffel tower
The Eiffel Tower (French: La Tour Eiffel[tuʁ ɛfɛl]) is an iron lattice tower located on the Champ de Mars in Paris, named after the engineer Gustave Eiffel, whose company designed and built the tower. Erected in 1889 as the entrance arch to the1889 World's Fair, it has become both a global cultural icon of France and one of the most recognizable structures in the world. The tower is the tallest structure in Paris[10]and the most-visited paid monument in the world; 7.1 million people ascended it in 2011. The tower received its 250 millionth visitor in 2010.
The tower stands 324 metres (1,063 ft) tall, about the same height as an 81-storey building. During its construction, the Eiffel Tower surpassed the Washington Monument to assume the title of the tallest man-made structure in the world, a title it held for 41 years, until the Chrysler Building in New York City was built in 1930. Because of the addition of the antenna atop the Eiffel Tower in 1957, it is now taller than the Chrysler Building by 17 feet (5.2 m). Not including broadcast antennas, it is the second-tallest structure in France, after the Millau Viaduct.
The tower has three levels for visitors. The third level observatory's upper platform is at 279.11 m (915.7 ft) the highest accessible to the public in the European Union. Tickets can be purchased to ascend, by stairs or lift (elevator), to the first and second levels. The walk from ground level to the first level is over 300 steps, as is the walk from the first to the second level. Although there are stairs to the third and highest level, these are usually closed to the public and it is usually accessible only by The first and second levels have restaurants.
The tower has become the most prominent symbol of both Paris and France, often in the establishing shot of films set in the city.


Sunday, August 25, 2013

Camera-photography

Because of their size, ease of use and many advanced features, DSLRs are finding a great deal of popularity with landscape photographers. But can they produce great results? The honest answer is that you can put together a fine landscape DSLR outfit for under $1,000 or spend well over $5,000 on building a superior system. A larger budget will obviously give you many more features and often longer camera life, but at the same time there are several affordable camera models more than capable of achieving amazing landscapes if you're looking for an economical choice over a fully featured model. Medium-format sensors, for example, tend to test very well in color bit-depth, but full-frame DSLRs best them in low-light ISO performance, and most recent models also do very well in tonality, with several new models offering 12 to 14 stops of dynamic range, close to that of film. In essence, you can shoot terrific landscapes with any of today's DSLR systems.

HIGH-END LANDSCAPE OUTFIT

Canon EOS 5D Mark III
The 22.3-megapixel EOS 5D Mark III is Canon's highest-resolution DSLR as of this writing, delivering 14-bit RAW files with an expanded ISO range of 100-102,800 courtesy of a DIGIC 5+ processor. The magnesium-alloy body features enhanced dust and weather resistance, and there are slots for both CompactFlash and SD/SDHC/SDXC media. A 3.2-inch, 1040K-dot LCD monitor complements the approximately 100% eye-level pentaprism viewfinder, which can display an array of information via superimposed LCD. There's a dual-axis electronic level, as well as grid lines you can activate, when desired. The camera can automatically correct for vignetting, chromatic aberration and distortion with many Canon lenses, as well as create three-frame in-camera HDR images and do multiple exposures. Silent Shutter mode provides nearly imperceptible shooting at up to 3 fps, handy when your landscape contains nearby wildlife you don't want to spook. The 5D Mark III can use all EF (but not EF-S) lenses, plus Canon's TS-E tilt-shift lenses. t incorporate multiple-image capture to produce final image qualities similar to those found in medium- and large-format film photography.


Nikon D800/D800E
You can't beat the D800 and D800E for resolution without going medium-format (and at least tripling the cost). The 36.3-megapixel D800 and D800E have 50% more image megapixels than any other DSLR as of this writing. They also currently have the two highest overall scores in DxOMark.com's sensor ratings, and hold first and second place in terms of dynamic range. The D800 and D800E are identical except that the D800E cancels the anti-aliasing effect of the low-pass filter, which results in even higher resolution and incredibly fine details, though this comes with heightened moiré because the anti-aliasing filter reduces moiré at the expense of sharpness. Moiré isn't a problem for the subject matter of most landscape photographers, however. Normal ISO range is 100-6400, settable in 1⁄3- or 1⁄2-stop increments. You can shoot RAW images in 12- or 14-bit compressed or uncompressed. The 3.2-inch, 921K-dot LCD monitors can be zoomed up to 23X for easy manual focusing, and viewfinder grid lines and electronic virtual horizons make it easy to keep things aligned. The camera also features Active D-Lighting and two-shot in-camera HDR (with JPEG only), which can be useful for gaining extra detail from highlight through shadow in high-contrast situations.

Pro DSLR models are the most rugged, with better weather sealing and more durable, longer-lasting shutters. They also have the best viewfinders with the most coverage. The highest-end pro models like the Canon EOS-1D X and Nikon D4 are geared more toward action photographers and photojournalists, with very quick shooting rates and AF performance, as well as great low-light, high-ISO capabilities. Unless you specialize in moonlit landscapes, you'll be better off with a Canon EOS 5D Mark III or Nikon D800/D800E for landscape work, and you can put the money you save into quality lenses or high-end filters.

The ideal high-end, full-frame landscape lens kit would include a wide-angle pro zoom (14-24mm or the like), a medium pro zoom (24-70mm) and a telephoto pro zoom (70-200mm). That would cover just about any landscape framing needs while delivering top image quality and versatility for wildlife work. For the best of both worlds, you also could add key primes in your favorite focal lengths in addition to a really good all-purpose zoom. Besides providing better optical performance, high-end pro lenses are more rugged than lesser lenses, better able to withstand harsh shooting conditions and weather.

Sony SLT-A99
Sony's first full-frame SLT model, the A99 updates the SLT series of APS-C cameras, which feature a fixed semi-translucent mirror that sends most of the light to the image sensor while directing a smaller portion to the phase-detection AF sensor, so you get full-time continuous phase-detection AF even with video. A high-end OLED Tru-Finder electronic viewfinder replaces the conventional SLR's pentaprism assembly, providing eye-level continuous viewing. And there's no vibration from "mirror slap," either, which affects the sharpness of an image. The drawback is that a bit less light reaches the sensor than with a conventional DSLR. With 14-bit RAW files, the camera also offers a full-frame, 24.3-megapixel Sony Exmor HD CMOS image sensor in a very efficiently sized, magnesium-alloy camera body with weather sealing, which makes it ideal for long hikes. ISO ranges from 100-25,600, and a tilting/swiveling, 3.0-inch, 1229K-dot LCD monitor supplements the OLED eye-level EVF. A built-in GPS unit can record latitude, longitude and altitude in the image metadata, as well.

Justin timberlake profile!!!

Justin Timberlake

Profile


Famous as :

Pop singer

Birth Name :

Justin Randall Timberlake

Birth Date :

January 31, 1981

Birth Place :

Memphis, Tennessee, USA

Claim to fame :

Single "Cry Me a River" (2002)

Biography

Justin Randall Timberlake a.k.a. Justin Timberlake, born on January 31, 1981 in Memphis, Tennessee, is an American singer and actor who often sang himself to sleep. His debut solo album "Justified" (2002) led him to bring home the 2004 Grammy Award for Best Male Pop Vocal Performance and Best Pop Vocal Album and to achieve the 2004 Brit Award for Best International Album.

His successful accomplishment in music started when he joined boyband NSYNC in 1996. It was surely a stepping-stone for the singer who once appeared on "Star Search" as Justin Randall. After selling million of copies worldwide for the boyband's albums, Justin, who was singing and writing most of the group's songs, at last felt enough and later made use his talent as a solo singer. After one album, Justin tried to explore his talent in acting as he later played in two 2005 movies "Edison" and "Alpha Dog". For his role as Joshua Pollack in the thriller "Edison", he was praised by Oscar winner Kevin Spacey. His talent in big screen got Bruce Willis hooked as the movie veteran once tried to persuade him to star as his son in 2007's "Live Free or Die Hard". ...
Justin, who marked his fifth appearance in the "25 Hottest Stars Under 25" list conducted by Teen People in 2005, was widely known for his relationship with pop singer Britney Spears. Unfortunately, the two-year romance ended and he later dated senior actress Cameron Diaz, who's nine years older. Sadly to say, this one didn't work either. 

They confirmed their split on January 11, 2007, "We have, in fact, ended our romantic relationship, and have done so mutually and as friends, with continued love and respect for one another." In the wake of the split, Justin was romantically linked to Hollywood movie beauty Jessica Biel. After repeated denials of any hookup rumor and his public claim that Biel was just "a very dear friend," the pair gradually made public of their romance. In somehow more shocking news than his break-up with pop diva Spears was the infamous scandal Justin caused at the 2004 Super Bowl XXXVIII. During his performance at the halftime show of the game that was broadcast live, he accidentally tore off Janet Jackson's costume, baring her right breast. Many protests pointed to him, but Justin was able to manage the scandal as he and Janet
later apologized for ...